Ini adalah kisah yang sebelumnya tidak
diketahui tentang pertemuan udara yang tidak biasa dan dramatis yang tidak
banyak diketahui orang saat krisis Timor Leste.
Sebuah pengungkapan baru merinci peristiwa yang diduga
terjadi pada 16 September 1999, yang menunjukkan bahwa peristiwa tersebut
berpotensi menyebabkan bentrok udara yang mematikan antara pesawat tempur
F/A-18 Hornet Australia dan pesawat tempur ringan British Aerospace Hawk yang
diterbangkan oleh seorang pilot Angkatan Udara Indonesia
Narasi yang didasarkan pada wawancara dengan pilot
pesawat Hawk Indonesia; Henri Alfiandi, muncul di situs Mylesat dan diulas The Drive pada Kamis (3/12/2020). Selain uraiannya tentang
potensi konfrontasi dengan jet tempur Hornet Royal Australian Air Force (RAAF),
penerbang yang sama mengingat misi untuk mencoba mengejar dan mencegat satu jet
tempur RAAF F-111 yang menerbangkan misi "unjuk kekuatan" yang nyata.
Ketika insiden yang melibatkan F-111 terindikasi
tidak sinkron dengan pengungkapan lain yang diterbitkan, kisah yang diceritakan
Henri cukup kredibel dan tingkat detail yang diberikannya pada perang udara
yang tidak dilaporkan, hingga ke nomor seri pesawat individu, adalah penting.
Peristiwa yang digambarkan terjadi pada puncak krisis Timor Leste—sebelumnya
dikenal sebagai Timor Timur—tahun 1999, ketika kekerasan pecah di bagian timur
pulau Timor, bekas jajahan Portugis, setelah sebagian besar memilih untuk
merdeka dari Indonesia. Militer Indonesia telah mengontrol Timor Timur selama
24 tahun sebelumnya, mempertahankan pemerintahan di sana dan berusaha untuk
menghilangkan perlawanan dari pemberontak yang menentang kekuasaan Jakarta.
F-111 Aardvark |
Setelah pemungutan suara referendum kemerdekaan
pada bulan Agustus 1999, milisi pro-Jakarta, didukung oleh pasukan keamanan
Indonesia, terlibat bentrok sengit dengan kelompok pro-kemerdekaan di Timor
Leste. Menurut sejumlah laporan, sekitar 2.600 orang tewas dalam periode tiga
minggu, dan ribuan lainnya mengungsi, dengan keprihatinan internasional mulai
meningkat.
Ketika pasukan Indonesia mulai ditarik dari Timor
Leste, Angkatan Udara Indonesia saat itu menempatkan jet tempur ke Timor Barat
dan kelompok tugas Angkatan Laut Indonesia berpatroli di sekitar perairan Timor
Leste. PBB yang mengawasi pemungutan suara referendum kemerdekaan khawatir akan
intervensi militer dari Indonesia.
Laporan dilengkapi wawancara dengan Henri yang
mengenang waktunya menerbangkan A-4 Skyhawk, jet serang subsonik yang pernah
digunakan sebelumnya dalam operasi anti-gerilya di Timor Leste.
"Itu adalah hari-hari Top Gun dan saya terbang dengan A-4, tidak mau kalah dengan
F-16,” kenang Henri. "Film Top Gun memengaruhi saya sebagai pilot tempur dan membuat saya
bangga."
Sumber : https://international.sindonews.com/read/255176/40/kisah-jet-hawk-indonesia-kejar-jet-tempur-australia-saat-krisis-timor-leste-1606986750
0 Comments